by : Fathiyya Intan Syahida
Shafa
adalah seorang mahasiswi di sebuah PTS di Lombok. Shafa Khairunnisa nama
lengkapnya. Shafa berasal dari suku Sasak, suku asli masyarakat Pulau Lombok.
Dalam kehidupannya sehari-hari, ia dikenal sebagai anak yang aktif dalam
berbagai organisasi di kampus.
Shafa hampir mengikuti semua organisasi yang
ada, kecuali organisasi yang berkaitan dengan keislaman. Shafa akan berubah menjadi egois ketika diceramahi
tentang islam, karena dalam kehidupannya dia masih belum terbiasa. Hobi Shafa
adalah menjelajahi alam dan traveling,
tak heran bila ia sangat senang bergabung dalam
organisasi MAPALA (Mahasiswa Pecinta Alam). Dari awal masuk kampus Shafa
tak pernah absen mengikuti kegiatan di MAPALA ini. Dia membuang energi mudanya,
dengan merambah alam mulai dari lautan sampai puncak gunung. Hampir semua gunung
di Indonesia sudah pernah ia datangi. Akan tetapi, Gunung Rinjani yang berada
di tengah-tengah Pulau Lombok yang merupakan daerah asalnya, belum berhasil
ditaklukkan hingga puncaknya. Sudah beberapa kali ia mencoba untuk mendaki kesana,
tetapi sering gagal saat akan
sampai di puncak gunung tertinggi ketiga
di Indonesia itu. Shafa pun bertekad untuk bisa sampai di puncak Gunung Rinjani
sebelum ia lulus S1.
Shafa
berasal dari keluarga yang permisif tentang agama. Islam dianggap hanya
mengurusi ibadah pada umumnya. Toleransi beragama versi keluarga Shafa lebih
diutamakan. Boleh nikah beda agama, asalkan tetap sholat dan puasa. Begitulah
prinsip beragama menurutnya. Akibatnya, Shafa sebagai anak bungsu sudah
terbiasa bergaul dengan suami atau istri dari kakak-kakaknya yang menikah
berbeda agama. Nilai-nilai islam hanya sebatas sholat 5 waktu dan Puasa
Ramadhan. Dulu dia senang karena Islam dianggap sangat simpel, cukup dengan
shalat dan puasa. Namun, beberapa tahun terakhir, hati Shafa sering merasa
gelisah. Penyebab kegelisahannya ini
belum dapat ia temukan. Selain gelisah, Shafa juga merasa khawatir. Untuk
menghilangkan rasa ketidaktenangan dalam hatinya, maka Shafa pun memperbanyak
aktivitas di alam luar baik dengan traveling
maupun mendaki gunung.
Hampir
maghrib, begitulah keseharian waktu Shafa pulang dari kampus. Shafa pulang
menggunakan ojek online langganannya
yang sudah menunggu di depan kampus.
Sebelum pulang ia mampir ke toko kue yang tidak jauh dari rumahnya dan membeli
beberapa kue camilan. Hal itu merupakan
kebiasaan Shafa sehari-hari. Rumah Shafa memang sepi. Ayah dan bunda sedang ada
tugas di luar kota, Kak Mita, kakak Shafa yang ketiga juga belum pulang kerja.
Biasanya Kak Mita pulang malam dan sampai rumah setelah adzan isya’. Akibat
sering kesepian inilah yang juga menyebabkan Shafa lebih suka beraktivitas di alam luar.
Shafa masuk ke rumah dan bergegas langsung menuju ke kamarnya. Saat memasuki
kamar, Shafa menaruh tas kuliahnya di sebelah televisi. Anak bungsu itu pun
langsung membuka camilan dari tas dan langsung merebahkan tubuhnya di atas
kasur seraya membuka hp. “Kring...Kring...”
Tiba-tiba, Shafa menerima pesan dari sahabat lamanya yang bernama Hana. Hana
mengabari Shafa kalau bulan depan ia akan berkunjung ke Lombok. Karena kaget
mendapat sms dari sahabat lamanya, Shafa pun ingin segera mendengar suara
renyah sahabatnya itu dengan langsung menelponnya. “Hallo, Hanaaaa, udah lama
ya kita tidak pernah bertemu, aku sangat kangen sama kamu, sekarang kamu
tinggal dimana? Katanya kamu ingin ke Lombok ya, ngapain? “ tanya Shafa
bersemangat dengan pertanyaan bertubi-tubi. “Assalamu’alaikum Shafa, iya aku
juga kangen sama kamu, udah lama kita tidak bertemu, sekarang aku tinggal di
Yogya. Benar banget, insyaallah aku memang ingin ke Lombok 2 bulan lagi setelah
ujian semester, aku ingin berlibur sekaligus melihat pemandangan alamnya di
sana.” jawab Hana. “Oh gitu, gimana kalau nanti aku akan menyiapkan trip ke pantai dan gunung ya. Atau cukup
ke Gunung Rinjani saja, gunung itu memiliki
panorama dan pemandangan alam yang indah loh...” ajak Shafa. “Siap deh, oh ya
Shafa, maaf terpaksa aku sudahi dulu ya, kebetulan masih ada lanjutan meeting lagi nih, nanti aku beri kabar lagi
ya, Assalamu’alaikum” ucap Hana sambil menutup pembicaraan. “Oke deh aku
tunggu” ujar Shafa.
2 bulan kemudian.
Sepulang
dari kampus, Shafa segera masuk ke dalam ruang keluarga dan langsung bersandar
di atas sofa kesayangannya. “Hyufft...ujian sudah selesai, yeayy sekarang bebas” ucap Shafa sambil
menghembuskan nafas lega, sekaligus berujar dengan hati senang. “Oh iya, dua
hari lagi kan Hana mau datang, gimana kalau aku langsung mengabari saja, dia
jadi atau tidak ya ke Lombok” pikir Shafa seraya membuka hp nya. “Ting-tong”
tiba-tiba terdengar suara bel pintu depan. “Mmm..siapa ya itu?” tanya Shafa
dalam hati. Shafa pun segera bergegas untuk keluar membukakan pintu. Ketika
pintu dibuka, dia sedikit terkejut, sebab dihadapannya ada seorang wanita
cantik dengan mengenakan jilbab panjang menjuntai hingga pinggang yang berwarna
pink dan gamis yang bercorak bunga. Shafa pun kaget, awalnya dia berpikir
wanita itu salah alamat, ternyata benar, wanita itu adalah sahabat lama Shafa.
“Assalamu’alaikum Shafa” Sapa Hana dengan senyuman manisnya. “Haanaa??” Jawab
Shafa gugup. Shafa tidak percaya kalau sahabatnya itu berubah drastis seperti
ini. “Silahkan masuk” ajak Shafa. Shafa mengajak Hana untuk langsung masuk ke
dalam kamarnya.
“Loh, katanya kamu mau datang ke Lombok 2 hari lagi, kenapa kamu
tidak mengabari dulu?” tanya Shafa. “Ma’afkan aku ya Shafa, aku tidak memberi
kabar ke kamu dulu, soalnya semalam ayahku mendapat tugas mendadak kesini, jadi
beli tiketnya juga mendadak. Alhamdulillah masih dapat tiket pesawat untuk aku
dan ayahku. Karena buru-buru jadinya aku tidak sempat menghubungimu, tidak ada
salahnya kan aku datang lebih awal sekalian surprise.”
jelas Hana sambil tersenyum. “Oke tidak apa-apa kok, ngomong-ngomong kamu dapat
alamatku dari mana?” tanya Shafa dengan nada penasaran. “Ah, kamu ini, zaman
gini kan tinggal buka facebook, pasti ketemu” jawab Hana dengan santainya.
“Oh iya, hehehe, aku lupa ”ujar Shafa sambil menepuk jidatnya. “Eh jadi, kamu menginap
di mana?”tanya Shafa lagi. “Aku menginap di hotel Aston, ternyata dekat dengan rumahmu
ya” jawab Hana. “Iya, jadinya bisa kapan saja dong kita ketemu” ujar Shafa. “Hana,
ngomong-ngomong kamu di Lombok sampai kapan?” tanya Shafa lagi. “Insyaallah sih
10 harian, karena sekalian mau mengerjakan tugas kuliah disini” jawab Hana. “Shafa,
maaf ya aku pamit pulang duluan, tadi
aku pamitan sama ayah sebentar saja” ucap Hana sambil beranjak keluar kamar
Shafa. “Oh oke-oke, jangan lupa besok datang ke sini lagi ya”pinta Shafa.
Malamnya
Shafa menghubungi Hana. “Han, malam ini kita nongkrong bareng yuk sama teman-teman aku, sekalian
jalan-jalan ke mall biar gaul gitu,
pasti seru, kira-kira sih pulangnya sekitar pukul 22.00, gimana mau ikut?” ajak
Shafa. “ Wah Shafa, ma’af ya aku tidak bisa ikut” jawab Hana. “Kenapa? padahal
seru loh” tanya Shafa lagi. “Mmm...tidak semestinya kan perempuan keluar pada
malam hari, apalagi sampai larut malam seperti itu kan bisa berbahaya, lebih
baik kita manfaatkan waktu yang ada untuk hal yang lebih bermanfaat seperti
membaca buku, belajar, mengaji, istirahat, atau hal-hal lain yang justru dapat
menambah pahala kita” ujar Hana sambil menjelaskan. “Oo kamu itu seperti
ustadzah saja yang menceramahi aku, kan hanya sekali saja Han, ayolah” bujuk
Shafa. “Tidak, terimakasih ya” tolak Hana dengan sopan. “Ya sudah, no problem deh kalau kamu tidak mau
ikut, biar saja nanti aku pergi sendiri” ujar Shafa sambil sedikit kesal.
“Maafkan aku ya Shafa,” ujar Hana. “Ya sudah tidak apa-apa” jawab Shafa. “Oh iya
Han, kan kita sudah janjian mau muncak bareng ke Rinjani” sambung Shafa. “Iya
ya, kapan nih jadinya, aku jadi tidak
sabar” ujar Hana. “Gimana kalau besok?” ajak Shafa. “Oke, aku setuju” ujar Hana
dengan semangat. “Sip deh, jangan lupa siapkan barang-barang yang mau dibawa
besok ya, terutama siapkan mental yang
kuat. Besok kumpulnya jam 09.00 dirumahku, nanti aku sampaikan ke Kak Mita agar segera dipesankan sopir rental untuk kesana ya” jelas Shafa.
“Siap bos, oh iya fa, udah malam nih, kan pada mau istirahat untuk besok, aku
sudahi dulu ya, Assalamu’alaikum.” ujar Hana seraya menutup pembicaraan.
Pagi hari yang cerah. “Mmm...apalagi ya
yang kurang...” gumam Shafa dalam hati. Tiba-tiba terdengar suara Hana,
“Assalamualaikum... Shafa aku datang”. ujar Hana yang ternyata sudah ada di
depan pintu kamar Shafa. “Eh Hana, kamu mengagetkanku saja, kenapa tidak
mengetuk dulu?” jawab Shafa. “Aku sudah dari tadi menunggu di luar, tapi kamu
tidak keluar, ya sudah karena aku capek langsung saja aku masuk” jelas Hana.
“Hehe, ma’afkan aku ya, aku juga lupa, seharusnya jam 09.00 aku sudah
menunggumu di luar” ujar Shafa malu. “Iya-iya tidak apa-apa, aku juga minta ma’af
ya tadi asal menerobos langsung masuk saja.” Jawab Hana dengan tersenyum. Hana
datang menggunakan pakaian yang sangat tebal, mulai dari jaketnya yang berlapis 2, masker tebal, topi, celana training panjang dengan warna yang tidak
mencolok. Meskipun begitu, Hana tetap menjaga auratnya. Dia tetap mengenakan
jilbab yang cukup panjang. Begitu juga Shafa, dia memakai pakaian yang sama halnya
dengan Hana, akan tetapi Shafa tidak mau memakai jilbab dan masih menggunakan
celana ketat yang pastinya membentuk. Melihat itu Hana pun mengingatkannya,
“Shafa kenapa pakaianmu seperti itu?” tanya Hana. “Emang kenapa?” Dengan
egoisnya dia pun balik bertanya. “Astagfirullah, Shafa itukan pakaiannya
ketat bisa membentuk tubuh, tubuh itu
termasuk aurat, dan itu rambutmu kenapa masih keliatan, itu kan juga aurat,
satu helai rambut yang kelihatan akan dihitung satu dosa, kamu mau?, aku tidak
habis pikir deh, kenapa sih kamu tidak mau berubah, seharusnya kamu itu tahu,
ataupun jika kamu tidak tahu seharusnya
kamu mencari tahu, perempuan itu kalau kelihatan auratnya sudah dihitung dosa
loh, apalagi kamu kan sudah besar, dosanya sudah ditanggung sendiri, kamu mau
masuk neraka? Sebaiknya kamu segera bertobat dengan menutup auratmu itu sebelum
ajal menjemputmu.” pinta Hana dengan
serius. “Hanaa, sudahlah kamu itu jangan mengurusi orang lain, belum tentu kamu
itu benar, jangan sok-sok an ceramah gitu deh, aku juga sudah terbiasa kok
hidup seperti ini, lagipula, tidak ada apa-apa, kenapa kamu jadi ribet sih,”
jawab Shafa tidak mau kalah. “Ya, memang kamu benar, aku tidak berhak untuk
mengatur hidupmu, sebagai sahabat yang baik aku selalu mengingatkanmu untuk
kebaikan, aku tidak mau kamu terjerumus ke jalan yang salah, kalau kamu tidak
mau berubah dari sekarang kapan kamu akan mau berubah Fa..” ujar Hana sedih.
Shafa pun langsung meninggalkan Hana seraya tidak mendengarkannya. “Eh, ada apa
ini ribut-ribut seperti anak kecil saja, katanya mau muncak bareng, tidak boleh
gitu dong, ayo saling minta ma’af. Oh iya, tadi kakak sudah pergi memesan mobil
sewa untuk kalian, tapi ternyata semua mobil sewa sudah penuh terpesan semua,
sebagai gantinya kakak pesankan kalian taksi saja ya” ujar Kak Mita yang
tiba-tiba saja datang. “Mmm... tidak usah deh kak, kita nanti naik bemo saja,
ya kan Han” ujar Shafa. “ Iya benar, lagipula taksi itu mahal kan, lumayan,
selisih uangnya bisa jadi simpanan.” ujar Hana menambahkan. “Ya sudah,ayo
kalian siapkan barang-barang kalian, biar kakak antarkan kalian ke terminal”
ucap Kak Mita. Shafa dan Hana pun
bersiap-siap menuju terminal. Sesampainya di terminal,tidak butuh waktu lama
menunggu, bemo jurusan yang dituju siap berangkat. Perjalanan pun di mulai dan sampai akhirnya mereka berhenti
di posko pendakian I Desa Sembalun, Lombok
Timur. Di posko mereka bertemu dengan rombongan pendaki MAPALA, mereka berempat
rupanya masih teman Shafa di kampus, namun beda fakultas. Shafa dan Hana pun
bergabung dalam kelompok tersebut. Disana mereka beristirahat sejenak sebelum
melanjutkan pendakian. Dari kejauhan mereka sudah bisa melihat puncak Gunung
Rinjani yang indah, merasakan angin sepoi-sepoi yang berhembus, cahaya matahari
yang bersinar dan merasakan udaranya
yang sejuk dan mulai terasa dingin. Dimulailah pendakian, sepanjang mata memandang
terlihat savana, jurang, pepohonan, bunga edelweis, dan masih banyak
pemandangan indah lainnya termasuk Danau Segara Anak. Tanahnya masih terasa
basah dan licin karena hujan yang mengguyur semalam, jalanan tersebut membuat
mereka harus berhati-hati agar tidak terpeleset. “Hati-hati Hana, jalannya
licin karena semalam hujan” kata Shafa. “Ok, Insha Allah” jawab Hana singkat.
Perjalanan pendakian sudah hampir 4 jam.
Mereka sudah nampak kelelahan. Tanpa disadari, karena sudah capek mendaki
terlalu tinggi, rupanya Shafa kehilangan konsentrasi, dia terpeleset dan jatuh
ke sebuah jurang. Dia pun sempat pingsan dan tidak sadarkan diri. Teman-teman
Shafa, termasuk Hana tidak menyadari kalau sahabatnya itu sudah terjatuh ke
sebuah jurang. Setelah menyadari kalau Shafa tidak ada di barisan, mereka semua
pun langsung bergegas mencarinya. Hana menyuruh teman-teman barunya untuk saling
berpencar mencari Shafa.
“Ugh..aduh..sakit
kepalaku” seru Shafa. “ Kok sudah gelap ya...wah ada badai nih rupanya” bisik
Shafa. Segera ia berupaya bangkit, namun kakinya tak mampu ia gerakkan.“Duh,
sakitnya kakiku juga” keluh Shafa, pandangannya pun mulai kabur lalu gelap,
Shafa pun pingsanlagi karena kepalanya terbentur batu di tebing dan tubuhnya berada
terjepit diantara 2 pohon. Begitulah salah satu karakteristik bahayanya
Rinjani. Seringkali terjadi perubahan cuaca mendadak, sehingga membutuhkan
kewaspadaan yang tinggi bagi pendaki. Dalam pingsannya Shafa bertemu seseorang
lelaki berbaju putih bersih dan mengajak dia ke suatu tempat yang dinamakan
neraka. Diperlihatkan ada wanita yang disiksa dengan berbagai kondisi yang
mengerikan. Ada yang dipotong lidahnya, digeret rambut dan badannya dan masih
banyak yang mengenaskan. “Siapa mereka itu?" kata Shafa lirih. “Mereka adalah
wanita-wanita yang semasa hidupnya jauh dari Al-Qur’an dan As-Sunnah”, jawab
lelaki tersebut. “Haah, Ya Allah gimana
caranya aku agar tidak seperti mereka? Hidupku jauh dari Al-Qur’an, hidupku
jauh dari ajaran Islam yang benar” kata Shafa sambil menutup mata takut.
“Perbanyak istigfar, segera perbaharui Syahadatmu dan segeralah bertobat nak”
kata lelaki itu lagi sambil pergi meninggalkan Shafa. Shafa pun tanpa sadar
langsung komat-kamit mengucapkan istigfar berulang kali. “Astagfirullah,
astagfirullah, astagfirullah” ujarnya lirih. Teringat jelas nasihat Hana tentang
ciri dan sifat muslimah sejati dan teringat pula kata-kata pak ustadz saat
ceramah di masjid yang sering ia tidak pedulikan. “Ya Allah dimana aku ini. Aku
mohon ampun dan tobat atas kesalahanku. Aku mohon dibukakan kesempatan sekali
lagi untuk hidup kembali di dunia, agar aku dapat memperbaiki diri mendekatkan
diriku pada-Mu. Ampun ya Allah, Aku berjanji untuk menjadi muslimah yang
sejati, menjadi anak yang berbakti kepada orang tua dan berjanji untuk menjadi
muslimah yang mengajak orang lain kepada kebaikan ajaran Islam”pinta Shafa
berdoa sambil berlinang air mata. Lalu keluar kembali kata-kata “Astagfirullah,
astagfirullah, astagfirullah”, pelan dan semakin pelan. “Shafa, fa, bangun fa..
tetap istigfar fa”, terdengar suara yang ia kenal, Ya suara Hana. Ingin ia buka
mata, tapi berat kelopak matanya terbuka, ingin ia membuka mulut, tapi berat
bibirnya terbuka.”Ya Allah, apakah masih kau berikan kesempatan aku untuk hidup
kembali?, Berikan ya Allah...Aku tobat ya Allah”sambil berlinang airmata Shafa.
“Fa, Shafa, bangunlah, Alhamdulillah kamu selamat.” terdengar suara Hana
sayup-sayup. “Kamu istirahat dulu, sekarang kita sudah di posko 1, kamu pingsan
dan hilang hampir 1 hari dan sempat hampir dinyatakan meninggal tadi, namun aku
melihat airmatamu keluar, alhamdulillah kamu bernapas lagi” suara Hana jelas
terdengar. “MasyaAllah, Allahu Akbar” takbir Shafa dalam hati sambil mata
terpejam. “Ya Allah, Alhamdulillah, saksikanlah janjiku dan berikan kekuatan padaku, agar kesempatan hidup ini dapat aku manfaatkan
untuk hijrah kepada agamamu yang benar. Aamiiin.” janji Shafa. Lalu ia sambung
doanya dengan terus berdzikir menyebut asma Allah, persis bersamaan terdengar
sayup-sayup suara adzan shubuh, pertanda
Mentari akan terbit dari Puncak Rinjani sebagai saksi hijrah seorang Shafa
Khairunnisa.
Bila Anda Ingin Jasa Pasang Gorden Terdekat Maka
BalasHapusSewa Apartemen Dekat Bandara, Nah
Berapa Gaji Staff Produksi Dan Apa
Pentingnya Surat Lamaran Kerja. Coba Lihat
Contoh Surat Lamaran Staff Marketing Serta
Keahlian Wajib Staff Accounting Agar
Konsultan SEO Tidak Perlu Punya
Keahlian Wajib Staff Produksi Dan Order
Furniture Rumah Sakit.
Ini Dia Info Gaji Di Kapal Pesiar Costa Royal Carribean MSC Carnival dan Lowongan Kerja Kapal Non Pengalaman
BalasHapusTetap Semangat!
BalasHapusSalam,
Pakar SEO Indonesia Latief Pakpahan
Yuk kunjungi Rotator Whatsapp Untuk Bisnis Anda
BalasHapusinteresting content to read, visit my website ( jasa fotocopy murah jakarta & jasa percetakan online )
BalasHapusBeli Aniva Junction
BalasHapusBeli Aniva Junction
Beli Aniva Junction
Beli Aniva Junction
Beli Aniva Junction
Beli Aniva Junction
Beli Aniva Junction
Beli Aniva Junction
Beli Aniva Junction
Beli Aniva Junction
agen taruhan joker123 disni https://joker12327.wildapricot.org/
BalasHapusluar biasa jasa konsultan seo Indonesia
BalasHapus