Rabu, 03 Mei 2017

CERPEN "Ku Lepas Cintaku Kepadamu demi Rabb ku"



 Oleh: Ariana Ashri Dewi
Rintik hujan malam itu tidak menghambat dua insan yang sedang di landa cinta untuk memadu cintanya meski hanya di dunia maya. Petir yang bergemuruh tak menghentikan obrolan kekasih itu via telepon.

“Kamu memutuskan untuk berjilbab?” Tanya suara itu dari seberang sana.
“Iya Gia,” Jawabku pelan.
Gia,adalah panggilanku untuknya. Namanya Giant,dia pacarku. Sudah 2 tahun kami berpacaran, tapi pacaran itu hanya di dunia maya.Tak sekali pun aku dan dia bertemu.Aku di Mataram dan dia di Jakarta. Sangat jauh memang, tapi perkenalan aku dan dia lewat via Facebook, lalu bertukaran no HP, sampai menjalin hubungan begini.
“Kenapa harus memakai jilbab?” Tanyanya lagi dengan suara indah yang mampu memikatku untuk mencintainya.
“Karena wanita muslim itu harus menutup auratnya, untuk mencegahnya dari pebuatan dan perlakuan yang tidak baik dari laki laki. Begitu firman Allah dalam surat.
 {QS. Al Ahzab: 59}.
“Ya sudah jika itu terbaik buat kamu, kamu mau tidak ajarkan aku tentang agamamu?”Ujarnya dengan nada tercekat.
Subhanallah.Ingin aku berlompatan gembira kesana kemari, seperti anak kecil yang mendapatkan mainan baru.Tapi itu tidak mungkin aku lakukan.Sungguh kata-katanya ini, sangat membahagiakan ku.Ini yang ku mau. Aku dan dia memang berbeda keyakinan, dan ini yang terkadang menghambat hatiku dan dia.
“Hallo apa kamu masih disana? Hallo?” Katanya membuyarkan lamunanku.
“Maaf, ya aku disini.Apa kamu sudah yakin dengan hal itu?” Tanyaku untuk mendapatkan pembenaran yang pasti akan hal itu.
“Iya benar,tapi aku mau belajar dulu. Nanti kalau aku sudahku kuasai ,aku ingin jadi mualaf” Giant meyakinkanku.
“Baiklah Giant” Ucapku dengan semangat
“Ya sudah ya, aku mau membaca buku dulu.Aku cinta kamu.Kita pasti bertemu”
Tuuuutttt.tuuttt. Telephone disana terputus, sebelum aku sempat membalas kata kata Giant.Aku ingin katakan, aku benar benar mencintaimu dan pilihanku tidak salah, meski hanya di dunia maya aku mengenalmu.Giant.
Begitulah hari hari ku dengan Giant, selalu SMS dan telphonan. Tidak pernah bertemu tapi saling membutuhkan. Tapi setelah saat itu,aku mulai berfikir tentang perbincangan kami seputar agama Islam, ajaran serta larangannya mulai terlintas di otakku. Aku juga harus lebih banyak membaca tentang hal-hal itu, agar aku mampu menjawab pertanyaan Giant yang sedang mencari Tuhan.Dan itu sangat membantu.
Saat itu pun aku mencari arti terjemahan Al-Qur’an lewat internet, hati ku terenyuh saat aku mendapati sebuah kalimat Allah, matakumelirik untuk memperhatikannya
QS Al Isra (17:30-32) yang artinya:
“{30} Sesungguhnya tuhan-Mu Melapangkan rezeki bagi siapa yang di kehendaki nya,sesunguhnya Dia maha mengetahui;lagi maha melihat akan hamba-hambanya.
{31} Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.
{32} Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.
Barangsiapa yang percaya kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia berdua-duaan dengan perempuan yang tidak ada bersamanya seorang muhrimnya karena yang ketiganya di waktu itu adalah setan.Seseorang ditusuk kepalanya dengan jarum besi lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya”.
Hatiku tersentak membaca ayat itu, ku pandangi lagi. Aku pahami berkali kali, ada pembenaran dan penyalahan yang bercampur aduk dalam otakku.
“Zina?” kata kata itulah yang membuat hatiku bergetar, jiwaku menggelar,
aku dan Giant berarti sudah mendekati Zina.? Tidak mungkin, aku dan dia berjauhan, jangankan berpegangan tangan, bertemu saja aku dan dia tidak pernah”.Banyak pembenaran yang aku terka-terka untuk menenangkan hati ku.
”Tapi berdua duaan?”
Kami selalu ingin bersama, mengirim pesan dan telephone itu yang kami lakukan. Mungkin akan menimbulkan syahwat yang kami tak menyadarinya,semua
penyalahan-penyalahan itu mulai muncul di otakku.
Saat itu aku pun mengambil laptopku, mulai ku tekan keyboardnya lalu meyambungkannya  ke internet. Mulai ku cari dalil-dalil pembenaran pendapatku, satu persatu ku buka.Ku baca dengan penuh kehati-hatian. Tapi apa yang aku temukan disana.Satu pun tidak ada yang menghalalkan berpacaran. Alasan pastinya, Islam mengharamkan laki laki dan perempuan yang tidak muhrim berdua-duaan.Meski di media komunikasi yang sering kami lakukan berlama lama.Allah telah menjanjikan pasangan yang baik untuk orang yang baik dan sebaliknya.Dan Allah pun telah mengatakan menciptakan manusia berpasang pasangan.
Bergetar hatiku membacanya, merasa aku lah makhluk yang penuh dosa, meragukan kata- kata Allah.Aku hanyut dalam kegundahanku, antara patuh kepada ajaran agama ku atau tetap bersama kekasihk, entahlah aku harus bagaimana.
Ku langkah pelan kakiku ke tempat dimana aku harus mengadu, sebelum itu ku sucikan diri terlebih dahulu itu.Ku basuh beberapa anggota tubuh, ku bentangkan sajadah. Dengan mukenah putih yang membalut tubuh, kulakukan shalat di antara dua pilihan.
“Ya Allah pilihkanlah untukku dengan kekuatan ilmu-Mu, tentukanlah untukku dengan kehendakmu, aku minta kemurahan-Mu yang sangat luas, karena Engkaulah yang bisa menentukan sesuatu dan aku tidak bisa, Engkau maha mengetahui apa yang tidak ku ketahui, dan Engkaulah yang paling tahu hal-hal yang ghaib. Ya Allah, jika sesuatu ini menurut-Mu baik bagi diriku, kehidupanku dan kesudahan perkaraku maka pilihlah dia untukku dan mudahkanlah dia bagiku kemudian berkahilah, dan seandainya ini menjadi malapetaka bagiku, agamaku, kehidupanku dan kesudahan perkaraku maka jauhkanlah dia dariku sejauh-jauhnya, dan berilah aku kebaikan di mana saja berada dan ridhailah aku karenanya.”
Ku lantunkan doa itu sebelum dan sesudah shalat di iringi desahan nafas yang sesak dan buli- bulir air mata pengaduan, meminta KuasaNya.
Entahlah, bisikan apa yang menggodaku untuk bergerak beberapa jarak dari sajadah ini.
Di saat itu punTelephone ku berdering
 Suara Giant disana mulai mengawali telephoneku,suara teduh itu embuatku diam sejenak.
“Gia, kamu tahu Islam mengajarkan kita tentang cara bergaul yang baik antara laki laki dan perempuan?” Tanyaku tercekat dengan kata kata yang menjadi sulit ku rangkai.
“Iya, tahu” Jawabnya singkat
“Ternyata selama ini kita salah, dijalan yang salah!” Jelasku padanya.
“Maksudnya?” Dia melontarkan pertanyaan yang begitu sulit aku jelaskan.
“Jika kita saling mencinta apa siap untuk menikah?” Tanya ku mengutip kata kata di artikel tadi.
“Itu hal yang tidak mungkin!. Tentu saja aku belum siap,umurku masih 18 tahun, banyak hal yang ingin aku lakukan. Banyak mimpi yang ingin ku raih.Begitu juga dengan kamu bukan?”Kata katanya mulai sedikit meninggi, tersentak hatiku, menggenang air mataku mendengarnya. Dia yang selama ini ku banggakan dengan kata-kata indah dan lembutnya, sekarang menjadi menakutkan.
“Iya, berarti lebih baik kita teruskan hidup kita masing-masing untuk menyempurnakan agama kita, mimpi kita. Nanti jika sudah waktunya kita akan bertemu dalam sebuah ikatan halal dan suci, yang akan mendatangkan ibadah. Bukan dosa seperti ini,pahamilah”.
Kata-kata yang menggetarkan bibirku akhirnya terucap.Berat sekali, sesaat aku biarkan paru- paruku kosong dengan oksigen, untuk menahan tekanan yang muncul dari hatiku.“ Ya sudah,semoga kamu damai dengan agama mu”
Tuuttt. Telephonenya di matikan.
Giant Giant tunggu ,aku ingin katakan pada mu, aku mencintaimu lebih dari diriku. Temui aku suatu saat nanti.Dalam istiqamah cinta.
Sakit memang saat keputusan itu terjadi, berat dan menyiksaku untuk beberapa hari, karena facebookku di blokir, Nomer telephone nya pun di ganti.Namun Allah menguatkanku, ku tetapkan hati untuk lebih banyak mendalami Cintaku Pada Sang Khalik agar aku di cintai dan mencintai orang yang mencintai-Nya.Aku dan dia kini sudah berakhir aku tak tahu kabar dia lagi, entah dia msih tetap di agamanya atau sudah menjadi lebih baik.
Yang aku tahu sampai hari ini kan Ku lepas kau demi Yaa Rabb Ku. Karena aku sedang mencari cinta Tuhan ku.Untuk jadi pribadi yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar